Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.
English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 02 April 2010

kode warna dan cara menghitung nilai hambatan pada resistor

Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistansi namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan terbuat dari metal umumnya memiliki nilai resistan/tahanan/hambatan yang sangat kecil. Sehingga bahan-bahan tersebut dapat menghantar arus listrik dengan baik yang disebut “konduktor”. Kebalikan dari konduktor seperti bahan material seperti karet, gelas, karbon, kayu memiliki resistan yang lebih besar sehingga dapat menahan aliran elektron dan disebut sebagai “insulator”. Lalu bagaimana prinsip konduksi, dapat anda baca tentang semikonduktor. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Resistor biasanya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol W (Omega). Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna. Warna pada badan resistor digunakan untuk menghitung besar resistansi tanpa harus menggunakan Ohmmeter. Kode warna tersebut memiliki standar yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association).

Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi berwarna coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian anda sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya. Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 4 gelang. Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 5 gelang. Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir (tidak termasuk gelang toleransi) adalah faktor pengalinya. Misalnya resistor dengan urutan warna gelang coklat, putih, merah dan perak. Gelang coklat dan putih menunjukkan nilai satuan, gelang merah menunjukkan faktor pengali dan gelang terakhir berwarna perak adalah gelang toleransi. Dari tabel diketahui jika gelang toleransi berwarna emas, berarti resitor ini memiliki toleransi 10%. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini. Gelang coklat nilainya = 1 dan gelang putih nilainya = 9. Jadi gelang pertama dan kedua yaitu coklat dan putih memiliki nilai satuan 19. Gelang ketiga merah sebagai faktor pengali memiliki nilai 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau 19 x 100 = 1.9 K Ohm dan toleransinya adalah 10%. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor selain besar resistansi adalah besar watt. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt.
Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya 100W5W.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More